Ketua Kontingen Indonesia untuk Jambore Pramuka Dunia, Brata T Hardjosubroto, mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki anggota Pramuka terbanyak di dunia yakni sekitar 22 juta. Gerakan Pramuka di Indonesia mulai dari anak-anak usia 7 tahun hingga orang dewasa.
Gerakan Pramuka yang tumbuh di banyak negara ini, berkembang dalam beragam sistem budaya, tradisi, dan nilai-nilai. Namun, dasar-dasar kepramukaan tetaplah sama yang menjunjung keyakinan kepada Yang Maha Kuasa, solidaritas, perdamaian, kerjasama, persahabatan, dan lain-lain.
Pramuka yang berkembang sebagai gerakan global haruslah memberikan sumbangsih nyata untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Hal ini bermakna bahwa keterlibatan orang-orang dewasa dan muda di negara masing-masing, mulai dari tingkat lokal hingga nasional, semestinya dapat memberikan makna dalam membangun komunitasnya.
Mike Bosman, Ketua Yayasan Pramuka Dunia (World Scout Foundation), mengatakan, kegiatan dan nilai-nilai dasar dari gerakan pramuka semestinya dikembangkan lebih banyak lagi pada generasi muda. Upaya ini sebagai bentuk untuk membekali generasi muda dengan kecakapan hidup, untuk dapat menghadapi pengalaman hidup yang terus berubah dan berkembang.
"Semangat dalam gerakan Pramuka yang masih berkembang di berbagai belahan dunia, hingga saat ini tidak dapat dibeli. Setiap negara justru kita tantang, untuk mau menginvestasikan meluasnya gerakan Pramuka pada lebih banyak lagi anak-anak muda. Kita harus membantu membukakan pikiran anak-anak muda kita dan menginspirasi dengan pesan yang kekal tentang perdamaian. Investasi ini sangat membanggakan bagi suatu negara," kata Mike dalam laporan tahunan tertulis Yayasan Pramuka Dunia.
Sebagai wujud kebersamaan bagi seluruh anggota Pramuka di dunia, Jambore Pramuka Dunia (World Scout Jamboree) yang berlangsung setiap empat tahun sekali kembali digelar. Kegiatan Jambore Pramuka Dunia ke-22 dengan tema Simply Scouting dipusatkan di Bumi Perkembahan Rinkaby, Kristianstad, Swedia, resmi dibuka Kamis (28/7/2011) malam waktu setempat.
Sebanyak 38.000 anggota Pramuka dari 150 negara hadir untuk menjalani perkemahan dengan beragam aktivitas hingga 6 Agustus mendatang. Sekitar 75 persen peserta merupakan anggota Pramuka muda berusia 14-18 tahun.
Keunikan Jambore Pramuka Dunia ini, salah satunya dengan hadirnya banyak relawan dari negara-negara peserta. Bahkan, banyak dari relawan yang tergabung dalam tim pelayanan internasional itu bergabung secara mandiri, untuk terlibat membantu pelaksanaan Jambore, mulai dari menajalani pekerjaan sebagai petugas keamanan, kebersihan, penyedia makanan, petugas transportasi, dan beragam pekerjaan lainnya.
Jambore Pramuka Dunia yang pertama dilaksanakan di London, Inggris pada tahun 1920. Saat itu hanya ada 8.000 anggota Pramuka dari 34 negara yang bergabung. Perkembangan Pramuka terus melesat, hingga menjadi gerakan pemuda yang terbesar di dunia.
Marie Reinicke, Ketua Tim Eksekutif Jambore, mengatakan kegiatan Jambore Pramuka Dunia merupakan ajang pertemuan lintas budaya, agama, dan batas-batas geografis bagi semua anggota Pramuka. "Namun di sini semua akan merasakan pengalaman Pramuka yang menakjubkan, di mana semua bekerja sama, tertawa bersama, belajar satu sama lain, dan berkontribusi untuk pengembangan diri dan masyarakat saat ini," kata Marie.
Gerakan Pramuka yang tumbuh di banyak negara ini, berkembang dalam beragam sistem budaya, tradisi, dan nilai-nilai. Namun, dasar-dasar kepramukaan tetaplah sama yang menjunjung keyakinan kepada Yang Maha Kuasa, solidaritas, perdamaian, kerjasama, persahabatan, dan lain-lain.
Pramuka yang berkembang sebagai gerakan global haruslah memberikan sumbangsih nyata untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Hal ini bermakna bahwa keterlibatan orang-orang dewasa dan muda di negara masing-masing, mulai dari tingkat lokal hingga nasional, semestinya dapat memberikan makna dalam membangun komunitasnya.
Mike Bosman, Ketua Yayasan Pramuka Dunia (World Scout Foundation), mengatakan, kegiatan dan nilai-nilai dasar dari gerakan pramuka semestinya dikembangkan lebih banyak lagi pada generasi muda. Upaya ini sebagai bentuk untuk membekali generasi muda dengan kecakapan hidup, untuk dapat menghadapi pengalaman hidup yang terus berubah dan berkembang.
"Semangat dalam gerakan Pramuka yang masih berkembang di berbagai belahan dunia, hingga saat ini tidak dapat dibeli. Setiap negara justru kita tantang, untuk mau menginvestasikan meluasnya gerakan Pramuka pada lebih banyak lagi anak-anak muda. Kita harus membantu membukakan pikiran anak-anak muda kita dan menginspirasi dengan pesan yang kekal tentang perdamaian. Investasi ini sangat membanggakan bagi suatu negara," kata Mike dalam laporan tahunan tertulis Yayasan Pramuka Dunia.
Sebagai wujud kebersamaan bagi seluruh anggota Pramuka di dunia, Jambore Pramuka Dunia (World Scout Jamboree) yang berlangsung setiap empat tahun sekali kembali digelar. Kegiatan Jambore Pramuka Dunia ke-22 dengan tema Simply Scouting dipusatkan di Bumi Perkembahan Rinkaby, Kristianstad, Swedia, resmi dibuka Kamis (28/7/2011) malam waktu setempat.
Sebanyak 38.000 anggota Pramuka dari 150 negara hadir untuk menjalani perkemahan dengan beragam aktivitas hingga 6 Agustus mendatang. Sekitar 75 persen peserta merupakan anggota Pramuka muda berusia 14-18 tahun.
Keunikan Jambore Pramuka Dunia ini, salah satunya dengan hadirnya banyak relawan dari negara-negara peserta. Bahkan, banyak dari relawan yang tergabung dalam tim pelayanan internasional itu bergabung secara mandiri, untuk terlibat membantu pelaksanaan Jambore, mulai dari menajalani pekerjaan sebagai petugas keamanan, kebersihan, penyedia makanan, petugas transportasi, dan beragam pekerjaan lainnya.
Jambore Pramuka Dunia yang pertama dilaksanakan di London, Inggris pada tahun 1920. Saat itu hanya ada 8.000 anggota Pramuka dari 34 negara yang bergabung. Perkembangan Pramuka terus melesat, hingga menjadi gerakan pemuda yang terbesar di dunia.
Marie Reinicke, Ketua Tim Eksekutif Jambore, mengatakan kegiatan Jambore Pramuka Dunia merupakan ajang pertemuan lintas budaya, agama, dan batas-batas geografis bagi semua anggota Pramuka. "Namun di sini semua akan merasakan pengalaman Pramuka yang menakjubkan, di mana semua bekerja sama, tertawa bersama, belajar satu sama lain, dan berkontribusi untuk pengembangan diri dan masyarakat saat ini," kata Marie.